Ini sepenggal kisah 5 tahun lalu, ketika saya membuat “Memo untuk RI-1”, sebuah lagu yang lahir dari sebuah keresahan saya sebagai warga negara.
Pada tahun 2004, negara kita sedang dilanda KKN yang kasat mata, seolah mengulangi jaman orde baru. Dari waktu ke waktu (hingga sekarang), Indonesia memang tak pernah sepi dari korupsi. Tetapi pada jaman itu, bau korupsi tercium kencang, sejak kasus pembelian Sukhoi, penjualan BUMN (Indosat, contohnya), hingga penjualan tanker Pertamina. Pada waktu bersamaan, Indonesia sedang bersiap-siap menyelenggarakan pemilu presiden langsung untuk pertama kali. Capresnya banyak, incumbent Megawati menggandeng Hasyim Muzadi, Wiranto-Solahudin Wahid, Hamzah Has-Agum Gumelar, Amien Rais-Siswono, dan SBY-Jusuf Kala.
Maka lahirlah memo atau catatan dari seorang warga negara dalam bentuk lagu. Kalimat “Bapak atau Ibu Presiden” dalam lagu itu menyuratkan arti, presiden Indonesia bisa bapak bisa ibu. Lagu “Memo” menjadi tema konser saya dan Orang Iklan rock band di Barbados Cafe, Kemang, Jakarta, Rabu 13 Mei 2004, dan judulnya disesuaikan menjadi “Memo untuk Calon RI-1”. Kami membawakan sekitar 10 lagu bluesy-rock bertema anti korupsi, dan beberapa lagu rock terkenal sebagai pengimbang. Sekitar 500 orang dari komunitas iklan dan para undangan menghadiri konser tersebut. Beberapa media, termasuk RCTI, SCTV, meliput peristiwa kecil “Memo”.
Anda dapat mendengar atau mengunduh lagu “Memo” di www.suriscomm.co.id pada “Suris Music”, atau melihat video klip yang kami buat (dengan biaya mepet) di Metacafe, atau You Tube. Lagu itu diaransemen dan dimainkan musiknya oleh sobat saya Beno Jumono dan Yayat.
Berikut lirik lengkapnya:
MEMO UNTUK RI-1 (oleh Suriswanto – 2004)
Bapak atau ibu presiden / Aku ingin tanyakan
Mengapa negeri yang kaya ini / Rakyatnya miskin sekali
Bapak atau ibu presiden / Aku ingin sampaikan
Kalau kau tak mampu brantas korupsi / Lebih baik kau berhenti
Bapak atau ibu presiden / Aku ingin tanyakan
Mengapa negeri yang ramah ini / Banyak penjahatnya
Ref: Atau kita sebagai bangsa / Telah sakit tanpa ada obatnya
Atau kita sebagai bangsa / Telah jatuh dalam lembah celaka
Atau atau atau atau … engkau bekerja … / Untuk diri sendiri
Untuk partai sendiri …
Chorus: Jangan pernah bosan, saudaraku / Suarakan kebenaran
Kalau negeri terus begini / Hancurlah …
Jangan pernah takut, saudaraku / Suarakan hati nurani
Kalau pemimpin terus korupsi / Bangkitlah …
Bapak atau ibu presiden / Aku ingin sampaikan
Kalau kau tak mampu brantas korupsi / Lebih baik kau berhenti
You must be logged in to post a comment.